1 Jan 2011

INTRODUCING MYSELF


Hey… My name is putri, but some of my friends call me riri (because there are more than 100 people have name “putri”). My fullname is Tri Susanti Wahyuputri. Are you know the means? “Tri” means that I am the third children of my parents (in javanesse language, tri=three), “susanti” means that my birth was be waited by my parents until they have good promises, and “wahyuputri” means that I am a girl who Allah gave to my parents. Some of my friends told that I am not like javanesse people because of my fullname. But in the fact, my parents are javanesse people.

Now, I am 17 years old. I am student in 8 senior high school of Jogjakarta, many people said that it’s one of good qualification schools in Jogjakarta. I am in the third grade. But sometimes, I think that I just have entered this school yesterday. I am just an ordinary girl. I feel that I haven’t any talent. But I am very happy because I have family, friends, and all of my life.

Like :
* Red and pink colour
* Chocolate and strawberry
* Piano

Hate :
* “Ulat bulu” and “luwing”
*  Coconut and ketumbar food

Keluarga, aku sangat puas dengan keadaan keluarga yang kupunya. Walaupun ibu selalu bilang jika kami kurang inilah, itulah, tapi namanya juga seorang ibu pasti ingin mendapatkan yang terbaik untuk anak-anak dan suaminya. Keluargaku berlatarbelakang pendidikan, karena penghidupan kami bersumber dari hasil ayah dan ibu mengajar. Ayah dan ibu adalah sosok yang kuidolakan selama ini. Mereka begitu ikhlas memberikan hasil jerih payahnya pada anak-anaknya yang kadang-kadang kurang sadar akan hal itu.

Ayah. Setiap hari, ayah mengajar di sekolah yang berjarak 13 km dari rumah kami. Ayah tak mau pindah dan mencari tempat bekerja yang lebih dekat karena di tempat itulah ayah dibesarkan. Aku sering kasihan padanya jika ia sering mengeluh sakit di bagian tubuh inilah, atau yang mana lagilah akibat terlalu lelah di perjalanan. Tapi itulah ayah, pantang menyerah walaupun banyak halangan yang menghadang.

Ibu. Superwoman yang pernah aku kenal. Ibu bisa melakukan segala hal mulai dari mengurus keluarga, bekerja, bersosial, hingga pekerjaan yang laki-laki lakukan. Dan semua itu dilakukan ibu dengan sempurna. Aku berharap jika pada saatnya kelak, aku bisa sepertinya. Ibu juga teman terbaik yang pernah aku punya, yang bisa mendengarkan ceritaku setiap saat, yang memberikan solusi akan masalah yang aku hadapi, yang bisa diajak hang-out bareng tanpa mengenal waktu, dan satu-satunya teman yang mau serta rela dimintain duit. Pokoknya aku merasa beruntung banget dilahirin sama ibu.

Aku mempunyai dua orang kakak laki-laki. Kadang ini membuatku jadi sosok yang mandiri, namun kadang juga membuatku jadi sosok yang manja, tergantung perlakuan yang mereka berikan kepadaku. Yang pertama, bernama Widi, tapi entah kenapa aku sering memanggilnya Didi. Dia adalah kakak yang baik, yang bisa dicontoh, dan sangat bertanggungjawab akan adik-adiknya. Dia selalu memberikan nasehat maupun tambahan uang jajan pada adik-adiknya. Aku suka bercerita tentang masalah yang sedang kuhadapi padanya, karena seperti ibu, dia selalu mendengarkan dan member solusi. Yang kedua, bernama Tio. Dia adalah kakak yang baik dan sangat sabar. Dia yang telah mengajarkanku untuk memandang sesuatu dalam dua sisi dan mungkin aku banyak mencontoh segala yang ia lakukan. Bahkan dia pernah mengajariku memasak, ohh martabatku sebagai perempuan turun.

Aku sangat suka keluargaku, segalanya…

Teman. Aku termasuk orang yang tak mau terikat dengan segerombolan orang saja. Aku ingin punya teman sebanyak-banyaknya, bermacam-macam, dan dari berbagai macam golongan tanpa pandang itu siapa (tapi harus liat faktor keamanan). Tapi inilah teman terbaikku, yang direstui ibu. (karena sebenarnya ada juga teman terbaik yang tidak direstui ibu)

Heriski. Gampang berubah, kadang lemah lembut, kadang tomboy. Tapi dia baiknya minta ampun, pinter pula. Aku suka ke rumahnya, soalnya dirumahnya banyak makanan.hihi 

Fella. Teman smp yang berlanjut di sma. Dia lembut dan selalu perhatian dengan semua sahabatnya. Aku ngiri sama kelangsingan tubuh dan kecantikannya.  Tapi ati-ati ya, kalo dia lagi badmood bisa ngeri juga.

Aulia. Gadis perantauan asli lampung yang tinggal di pulau ini dengan kakaknya. Baik, boleh dikata agak cerewet, lucu (rasanya pengen cubit kalo liat pipinya). Kami punya keinginan yang sama, pengen jadi dokter. Kalo yang mau latihan buat lomba debat sama dia aja, pasti akan tertantang.


Nah ini hasil karyaku...

Tumis telur puyuh (kata mas didi sih enak)

 Puding yang rasanya paling lumayan yang pernah kubuat

Kue kastengel yang tidak mempunyai bentuk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar